Sebagaimana kita tahu, Bob Marley identik dengan Rambut gimbalnya, ganja dan warna merah kuning hijau. Apa alasannya?
Warna merah kuning hijau adalah warna bendera Rastafari Movement atau sering disingkat dengan Rasta. Rastafari adalah sebuah agama yang lahir di Jamaica, namun ada juga yang lebih suka menyebutnya the way of life atau cara hidup ketimbang agama.
Agama tersebut berdasarkan pada Alkitab namun telah dipengaruhi oleh agama dan kepercayaan-kepercayan religius lainnya di Jamaica.
Setiap warna dari bendera Rastafari tersebut memiliki makna tersendiri. Merah melambangkan darah yang tumpah ke bumi, kuning melambangkan emas yang hilang atau kemakmuran juga matahari yang memberikan kehidupan pada semua, dan hijau melambangkan daratan hijau Afrika yang hilang.
Banyak penggemarnya di seluruh dunia meniru gaya rambut dreadlock atau gimbalnya karena fanatik. Meski tidak sedikit pula yang meniru gimbalnya Bob Marley karena terkena imbas voyeurisme. Padahal gimbal Bob Marley sebagai bagian dari keyakinannya akan ajaran Rastafarian, dan bukan dari pengkulturan dari selebriti idolanya.
Pada umumnya di Indonesia, sosok Bob Marley banyak diidentikkan dengan ganja, padahal ganja adalah ritual serta bagian dari ajaran Rastafarian dan Bob Marly adalah penganutnya. Wajar bila ia mengkonsumsi, menjadikan syair, dan menyanyikannya.
Menyoal tentang rambut gimbal Bob Marley, ternyata itu juga ada makna tersendiri bagi Rastafari di antaranya adalah bagian dari sumpah dalam Injil Nazarene dan Leviticus yang melarang mereka untuk mencukur rambut (tapi bukan berarti rastafarian ini selalu berambut gimbal, ada juga yang tidak).
Makna yang lain adalah gimbal melambangkan identitas mereka, agar mereka tidak lupa siapa mereka dan mengingatkan mereka pada Jah (Tuhan) karena dengan rambut gimbal mereka terlihat seperti singa (Lion of Judah)
Ganja atau canabis atau mariyuana dibawa pertama sekali ke Jamaika pada akhir tahun 1800 oleh orang-orang India timur.
Sebelum Rastafari muncul ganja digunakan sebagai obat atau dicampur dengan tembakau untuk rokok. Untuk Rastafarian, Ganja digunakan untuk memperoleh kebijaksanaan dan menjadi bagian dari ritual keagamaan untuk mendekatkan diri mereka pada “Jah” (Tuhan).
Jadi dengan kata lain mereka melakukan ritual ibadah dengan mengkonsumsi ganja agar mendapatkan kekhusyukan.
Apa sebenarnya tujuan Rastafari ini? Ada yang bilang mereka adalah sebuah gerakan keagamaan dan sebuah revolusi kebudayaan untuk perdamaian dunia, keselarasan rasial, ekonomi, dan reformasi politik.
Dalam konteks Afrika, alasan munculnya Rastafari adalah untuk kebebasan orang kulit hitam, maknanya di sini adalah pembangkangan terhadap penindasan dan simbol kebanggaan sebagai kulit hitam.
Bob Marley adalah keturunan campuran. Ayahnya Inggris berkulit putih, sedangkan ibunya adalah Afro-Jamaika.
Karenanya dia terlahir terlalu hitam untuk masuk ke golongan kulit putih dan terlalu putih untuk masuk ke dalam golongan kulit hitam. Namun pada akhirnya dia memilih masuk dalam golongan kulit hitam.
Pada tahun 1978, Bob Marley menerima Medali Perdamaian dari PBB sebagai penghargaan atas upayanya mempromosikan perdamaian melalui lagu-lagunya. Sayang, kanker mengakhiri hidupnya pada 11 Mei 1981 saat usia 36 tahun di ranjang rumah sakit Miami, AS, seusai menggelar konser internasional di Jerman.
Sang Nabi kaum Rasta telah berpulang, namun inspirasi humanistiknya tetap mengalun sepanjang zaman.
Kisah hidup Bob Marley adalah sebuah inspirasi, itulah kenapa karya-karyanya abadi dan terus bergema. Bob Marley berbicara tentang represi politik, wawasan metafisik dan artistik, kesejahteraan dan apa saja yang mengusiknya.
“No Women No Cry” masih akan terus menghapus air mata dari wajah seorang janda. Tembang “Exodus” masih akan memunculkan ksatria, dan “Redemption Song” masih akan menjadi tangisan emansipasi melawan segala tirani. Lagu “Waiting in Vaint” akan tetap menggairahkan, dan “One Love” akan terus menjadi himne internasional bagi kesatuan kemanusiaan di dunia melampui batas-batas, melampui kepercayaan-kepercayaan, di mana tiap orang akan sadar dan mempelajarinya.
Oleh: Khairi Syukran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar